"Lagipula, apa yang dikejar-kejar dari hidup?" tanyanya.
Kini, kita diperbolehkan untuk menelaah kembali makna hidup dari prespektif yang lebih lambat.
Merangkul kembali ruang, untuk setidaknya merefleksikan momentum ini. OSPEK#1 ("Obrolan Suar Perspektif") segmen terbaru yang berasal dari pemikiran acak dan prespektif yang dikemas secara lugas dan disampaikan dengan obrolan dini hari yang kian menemani waktu overthingking-mu. Tidak perlu terlalu serius, kamu, aku dan kita boleh sekali bersudut pandang perihal inchi semesta. Mewarnai setiap pemikiran dalam medium suara tanpa perlu merasa gusar.
Segmen OSPEK memperbolehkan kamu untuk berbagi perspektif dan kisah yang pernah kamu alami, menyuarakannya dan merefleksikannya. Cukup kirim kisah dengan tema terkait melalui email ruangmajashidup@gmail.com.
Salam hangat.
--------
20:47
#Mempuisikan 'Ruak'
Setelah sekian lama mengarungi debur pasang surut, pada suatu titik kita menjumpai badai yang membalikan arah angin. Setengah mati menemukan pelabuhan mana selanjutnya kita mengalamatkan peraduan. Mempertanyakan kembali arah tujuan sembari menimbang-nimbang kerinduan untuk pulang. Bahkan bila di titik itu kita mengapung penuh ragu, percayalah kamu sudah mengemudikan diri sebaik mungkin.
--------
17:35
Sesosok Rumah
Saat diri mulai lelah sama hiruk pikuk hidup, mungkin yang kita butuhin itu hanyalah kembali ke rumah, sejenak melepas lelah dan menarik napas panjang. Tak perlu jauh maupun khawatir, mungkin kamu belum tahu bahwa "dirimulah" tempat pulang yang paling lekat.
--------
6:53
Titik Awal
Pernah gak sih sadar kadang ketika kita sedang tidak baik-baik saja dan lelah, saat itu pula kita kembali menjadi titik awal manusia.
Sebuah perjalanan bukan berarti terus melaju secepat-cepatnya, terkadang tidak semua jalan yang kita lewati terlihat mulus, semua gundukan masalah yang mengganggu laju dan menguras tenaga.
Ketika semua tidak berjalan dengan baik, maka "beristirahatlah", menghela napas sejenak ditengah sesaknya polusi kehidupan.
"Gak apa-apa kok, untuk menjadi tidak baik-baik saja hari ini."
Mari kita kembali ke titik awal, seperti pertama kali kita kecil dimana kita bisa dengan leganya bersedih tanpa harus risau dengan suara-suara di kepala.
Sebuah jurnal yang tertinggal - tempat bertemunya berbagai prespektif kehidupan dan puisi-puisi yang telah lama kehilangan arah. Ini tentang sebuah jurnal yang di setiap incinya dipenuhi manusia dalam pandangan mereka sendiri dan bagaimana setiap majas menggemakan perasaan pada setiap kata yang terukir disana.